Tuesday, May 22, 2007

I STILL LOVE YOU

“Kak aku mau bilang bahwa kemarin aku udah tunangan, suara parau itu jelas terdengar dari HP ku, suara yang akhir-akhir ini selalu aku rindukan. “Apa?” tanyaku seolah tak mendengar atas apa yang ia ucapkan barusan, “iya aku dah tunangan kemarin pada 22 Januari 2007”, tutur dia panjang lebar. Aku sendiri menenangkan hatiku yang semakin berkecamuk dan ingin rasanya menutup telp ini. “Kak, kak, tadi sebenarnya aku pingin nelp duluan” jelas dia seolah ingin menenangkan suasana karena nada bicaraku langsung berubah “OK nati aku telp kamu lagi” aku sengaja mematikan HP. Huuuusssp, aku tarik napas dalam-dalam dan memejamkan mataku untuk beberapa menit. Sialan......gumamku dalam hati, perasaanku sangat kacau setelah mendengar dari dia, aku banting tas ranselku di lantai dan kujatuhkan tubuhku ke atas kasur dan berteriak, ahhhhhhhhh sambil tanganku menutup mukaku dengan bantal, sehingga jeritanku tak terdengar oleh teman sebelah kamarku. Oh...my God.....selahku dengan napas dalam, tangan kukepalkan dan kuhantamkan pada dinding kamarku. Bruuuk... bruukkk, aduuhhh....aku sedikit meringis kesakitan. “Sialan sakit juga ya” gumamku dalam hati.

22 Maret 2007, sore itu aku memberanikan diri untuk menelpon dia, “halooo.....suaraku agak kalem, kamu lagi dimana?” tanyaku penuh harap. Aku lagi di Ciputat lagi ngetik di rental basic” jawab dia. Aku boleh ketemu ga? Pintaku agak mendesak, hemmmmm, agak malu-malu dia menjawab, bisa tapi jangan lama-lama ya ? pinta dia, OK Cuma sebentar kok, ada yang mau aku sampein. Jawabku dengan penuh deg-degan. OK, di cendol huis....

Pertemuan ini akhirnya berlanjut sampai sekarang, walau pada prinsipnya aku bilang bahwa aku mendukung pilihan dia dan aku turut mendoakan semoga lancar sampai kepelaminan, tapi dalam hati kecilku, sebenarnya aku keberatan dengan keputusan yang terlalu mendadak ini. Setelah dua tahun ga berkomunikasi dengan dia seolah aku benar-benar jauh dari dia, sempat saat itu kita ketemu saat ngantri daftar ulang semesteran di bagian keuangan, tapi pertemuan dengan dia jadi berubah ketika dia memperkenalkan seorang teman yang aku juga kenal dengan dia, adik kelas di fakultas yang sama. Hi, apa kabar deni? Tanyaku basa-basi, baik kak, jawab dia sambil melirik ke arahnya. Akupun langsung ngacir setelah pamitan karena aku tahu bahwa mereka pacaran. Aku saat itu lebih memilih kegiatan-kegiatan di luar kampus yang hampir menyita seluruh waktuku, iya hampir setahun aku tinggalin kampus untuk acara pertemuan pemuda se Asia Pasifik di Jawa Barat setahun yang lalu.

Dinner yuk, sms itu langusung terkirim ke no dia, tidak lama kemudian, Ok, dimana? Jawab dia, Pak Item legoso.... “yes...gumamku dalam hati penuh kepuasan. Aku jemput kamu ya?, aku mencoba untuk agak sedikit romatis namun penuh keyakinan. “Ga usah kak, tunggu ditempat biasa aja” pinta dia. Seolah kita udah punya kesepahaman bahwa aku dilarang keras berada di depan pintu kos dia, karena dia ga enak sama teman sekamarnya. “apa jadinya kalau temen-temenku tahu aku jalan ma cowok lain?” jelas dia. Dan akupun bisa mengerti kondisi ini. Toh ini bukan pertemuan yang pertama setalah dia diikat cicin pertunangan, karena seminggu lalu kita sempat nonton bareng di Bintaro Plaza. “nanti kalo ketemu anak UIN gimana? Tanyaku agak cemas. “Biarin aja” jawab dia cuek. Aku mulai berani menyakan hubungan dia dengan tunanganganya yang juga tinggal di daerah Bintaro. “gimana kalau nanti kita ketemu ma masmu? Tanyaku penasaran. “ kok kayaknya kakak sih yang khawatir, yang tunangan kan aku” dia menjelaskan dengan segala keterbukaan. “Aku udah atur semua kak, jadi jangan khawatir” yuk tuh filmnya udah mulai.

Seandainya aku dulu lebih mementingkan perasaan ini, pasti tidak akan jadi seperti ini. “jauh di dasar hatiku, masih terukir namamu, jauh dilubuk hatiku engkau masih kekasihku” tiba-tiba nyanyian itu berputar-putar diatas mimpi bawah sadarku, aku pandangi wajah dia yang masih ayu seperti dulu, penuh kelembutan dan kehangatan. Kok nglihatnya kayak gitu sih? Seolah dia risih dengan tatapanku.

Maafin aku ya kak, mungkin ini berat untuk kakak, tapi aku harus memutuskan untuk masa depanku, mungkin ini jalan terbaikku, maafin aku ga bisa menamani kakak lagi. Tutur dia dengan mata berkaca-kaca. Aku juga sebenarnya berat untuk menjalani ini, tapi aku sudah bulat dengan keputusan ini, kakak tidak akan pernah siap dengan komitmen hubungan lebih jauh. Wanita ingin dimengerti dan butuh kejelasan status. Aku akui aku masih sayang ma kakak.

Monday, May 21, 2007

POVERTY, UNEMPLOYED, EDUCATION

POVERTY, UNEMPLOYED, EDUCATION

What is the relation of the 3 things?

How could poverty create unemployed?

How could unemployed impact to Education?


Are poor people able to go school?

Are uneducated people could find job?

Do unemployed people create poverty?


How to cut this linkage?